Kemarin Malam

Kemarin Malam

"Duduk di hadapanku seorang ibu
Dengan wajah sendu sendu kelabu
Penuh rasa haru dia menatapku
Seakan ingin memeluk diriku"
Malam itu alunan musik dan suara vokal yang khas dari Sarasvati menggema dengan volume rendah di kamarku. Karena masih dalam suasana liburan semester, teman-temanku yang lainnya belum datang. Suasana kosanku nampak beda malam itu.

Tepat pukul delapan malam, aku masih terduduk dengan ditemani alunan vokal dari Risa Saraswati sambil membaca novel yang telah usang karena sering berpindah tangan. Dari balik tembok kamarku terdengar suara lemari yang sedang dipukul. "Duk duk duk duk"
"Ah, ga ada kerjaan tuh anak. keseringan dengerin dangdut sih, ga ada kendang lemari pun jadi"
ujarku dalam hati. Tapi, aku baru sadar bahwa yang sudah datang di kosan hanya aku sendiri di lantai bawah ini. Kudekatkan telingaku pada tembok yang memisahkan kamar yang satu dengan yang lainnya, ternyata benar terdengar jelas suara tersebut. Setelah musik yang diputar dari laptopku dimatikan, aku pun berniat untuk pergi ke kamar sebelah untuk bertemu temanku yang sudah datang.

"Tok tok tok" kuketuk pintu kamar temanku, namun tidak ada jawaban. Kulihat dari luar ternyata tidak ada sedikitpun cahaya lampu dari dalam, begitu juga dengan kamar yang lainnya. aku pun memutuskan untuk kembai ke kamar. Selang beberapa menit, suara lemari yang sedang dipukul terdengar lagi. Kini nampak lebih jelas, karena musik yang sebelumnya belum ku putar kembali. Dengan ragu-ragu, kudekatkan telinga pada dinding kamar sebelah kanan dan ternyata benar suara itu terdengar kembali dari kamar sebelah. Seketika kuputar musik dari laptop dan mulai merebahkan badanku diatas kasur.

Jam menunjukan pukul satu tengah malam, aku terbangun karena seisi perut berontak untuk keluar. Dan panggilan alam ini membuatku langsung beranjak pergi ke kamar mandi. Karena kamar mandi di lantai bawah tidak bisa di pakai, aku pun pergi ke lantai dua untuk memenuhi kebutuhanku. Ketika sedang berjalan dengan agak tergesa-gesa, aku mencium bau melati tepat di tangga yang sedang kutapaki.
"Buset dah, jam segini nyium bau yang beginian."
Setelah panggilan alam kupenuhi, dengan cepat aku pun turun dan berniat tidur kembali. Namun ketika melewati kamar yang berada di sebelah tangga, terdengar suara perempuan dari dalam kamar tersebut.
"Mas tolong mas. . tolong. . ."
Sontak aku terkejut, karena di lantai bawah ini tidak ada siapa-siapa selain aku. Seketika itu aku pun berlari menuju kamar yang berjarak hanya 4 meter dari kamar tersebut, kubuka pintu kamar dan kukunci dari dalam. Tanpa fikir panjang langsung kututup semua tubuhku dengan selimut, karena masih terkejut mendengar suara perempuan tadi.

Mentari pagi mulai menyinari seisi bumi. Suara alarm yang ku pasang ternyata terasa percuma, karena pagi itu aku bangun kesiangan. Jam menujukan pukul setengah delapan. Efektif kuliah memang masih lama, jadi aku masih bisa bersantai-santai walaupun kesiangan. Hapeku berbunyi, ternyata teman kosanku mengirim pesan yang isinya memberitahukanku bahwa hari ini dia akan ke sini.
"Alhamdulillah, ada temen juga malem ini. Moga ga kejadian lagi hal kaya kemaren"
ucapku dalam hati.

Setelah mencuci muka aku pergi ke depan kampus untuk sarapan. Setengah jam berlalu aku pun kembali ke kosan, dan nampak temanku telah datang dan sedang berdiri di depan kamarku.
"Bray! gue nebeng dulu ya di kosan lu, kunci kamar gue ketinggalan di rumah"
ujar temanku.
"Okeh, santai aja"
jawabku sambil membuka kamar dan mempersilahkan temanku masuk.

Satu jam kami ngobrol, tiba-tiba perutku mulai terasa mulas.
"Buset dah, dari kemaren malem nih perut susah di ajak kompromi. saya ke wc dulu ya bray"
ucapku pada temanku.
Kurang lebih lima belas menit aku berada di wc, tapi rasa mulas masih terasa. Setelah beres, aku berniat membeli obat sakit perut ke warung. Dengan langkah cepat aku pamit kepada temanku yang sedang berada di dalam kamar dan langsung pergi ke depan.
"Bray, saya ke warung dulu ya mau beli obat sakit perut nih"

Setelah membeli obat aku pun langsung bergegas kembali ke kosan, namun tiba-tiba terdengar suara dari belakang.
"Bray dari mana lu? udah ada siapa aja di kosan?"
teriak temanku yang baru turun dari angkutan umum.
Seketika aku terkejut. Bukannya dia sedanng berada di kamarku, kenapa sekarang dia ada di sini dan baru keluar dari angkutan umum.
"Woi, di tanya malah bengong lu"
ucap temanku sambil menepuk pundakku.

Terus siapa yang dari tadi aku ajak ngobrol di kamarku. . . Kemari malam, dan mungkin siang hari ini pun. . .

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama